Bitung

BGN Bekali SPPG di Bitung, Dari Bahaya ultra-processed food hingga Cara Simpan Sayur

1294
×

BGN Bekali SPPG di Bitung, Dari Bahaya ultra-processed food hingga Cara Simpan Sayur

Sebarkan artikel ini
Pelatihan SPPG oleh Badan Gizi Nasional di Nalendra Kharisma Hotel, Minggu (28/09/2025).

ESN, Bitung – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat mulai memasuki tahap penting, yakni memastikan tenaga penjamah makanan benar-benar siap menghadirkan hidangan sehat bagi anak-anak sekolah. Badan Gizi Nasional (BGN) pun bergerak ke daerah, termasuk Kota Bitung, Sulawesi Utara.

Pada Minggu, 28 September 2025, BGN menggelar pelatihan bagi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Nalendra Kharisma Hotel, Bitung. Sejumlah narasumber dihadirkan untuk membekali para penjamah makanan dengan pengetahuan teknis soal gizi, higienitas, hingga pengelolaan bahan pangan.

Meningat program MBG bukan hanya soal menyediakan makanan, tapi bagaimana makanan itu sampai ke piring anak-anak dalam kondisi sehat dan aman.

Salah satu materi yang paling menarik perhatian peserta datang dari Saul R. Tindangen, Ketua Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kota Bitung. Ia menekankan bahwa aspek kebersihan tidak bisa ditawar.

Saul memaparkan, proses penerimaan bahan, penyimpanan, pengolahan, hingga distribusi, menurut dia, harus memenuhi standar higienis.

“Sayur, ikan, dan daging harus dijaga kesegarannya. Jangan sampai bahan yang sudah rusak atau tercemar tetap masuk dapur,” ujarnya.

Saul juga memberi peringatan soal tren konsumsi makanan olahan pabrikan atau ultra-processed food.

“Sosis, nugget, dan produk sejenis memang praktis, tapi nilai gizinya rendah, bahkan berpotensi membawa zat berbahaya,” katanya di depan peserta.

Pesan ini bukan tanpa alasan. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut konsumsi makanan ultra-proses berkontribusi pada meningkatnya kasus obesitas dan penyakit metabolik pada anak-anak. Dengan program MBG yang menargetkan jutaan siswa sekolah, ancaman itu harus diantisipasi sejak dini.

Selain higienitas dan pemilihan bahan pangan, Saul juga menekankan pentingnya penyimpanan.

“Bahan makanan harus dipastikan bersih dan disimpan di tempat yang aman. Jangan asal menumpuk, karena bisa menjadi sumber kontaminasi,” tambahnya.

Pelatihan ini, menurut BGN, akan terus diperluas ke berbagai daerah, dengan harapan, tenaga penjamah makanan di sekolah tak hanya berfungsi sebagai juru masak, tetapi juga sebagai garda terdepan menjaga kualitas gizi anak-anak Indonesia.

Example 120x600