ESN, Bitung – Festival Pesona Selat Lembeh (FPSL) 2025 bukan hanya panggung hiburan dan pariwisata semata. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bitung menjadikan ajang tahunan ini sebagai momentum untuk menegaskan komitmen menjaga lingkungan.
Kepala DLH Kota Bitung, Merianti Dumbela, menyebut pihaknya menyiagakan 30 petugas kebersihan yang bekerja bergantian dalam tiga shift. Mereka bertugas menyapu, mengangkut, dan memastikan lokasi festival tetap nyaman setiap hari sepanjang 8–12 Oktober mendatang.
“Selain personel, kami siapkan TPS dan armada yang rutin mengangkut sampah ke TPA. Jadi, pengunjung bisa menikmati festival tanpa terganggu masalah kebersihan,” ujar Merianti kepada ESN, Senin, 29 September 2025.
DLH juga mengambil peran lebih jauh lewat partisipasi dalam penanaman mangrove dan kegiatan bersih pantai, yang masuk dalam rangkaian resmi FPSL. Menurut Merianti, keikutsertaan itu bukan sekadar seremonial, melainkan bagian dari upaya jangka panjang pelestarian ekosistem pesisir.
FPSL, yang setiap tahun menarik ribuan wisatawan domestik maupun mancanegara, memang kerap meninggalkan persoalan klasik: sampah. DLH memprediksi volume sampah akan meningkat drastis selama festival berlangsung. Karena itu, strategi pengelolaan sampah di lokasi acara harus optimal.
“Sampah anorganik tidak hanya ditumpuk, tapi akan dikumpulkan di bank sampah. Selanjutnya dikirim ke bank sampah induk untuk diolah. Ada nilai ekonomis yang bisa dimanfaatkan,” kata Merianti.
Langkah DLH itu sejalan dengan gagasan pemerintah pusat yang mendorong pariwisata berkelanjutan, di mana aspek ekonomi, budaya, dan lingkungan mendapat perhatian seimbang. Bagi Bitung, kota industri sekaligus destinasi bahari, FPSL menjadi etalase komitmen bahwa pertumbuhan wisata dapat berjalan beriringan dengan kepedulian terhadap lingkungan.
