Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Nasional

Diselamatkan di Tengah Laut Banda: Bukti Nyata Manfaat VMS untuk Kapal Nelayan

3326
×

Diselamatkan di Tengah Laut Banda: Bukti Nyata Manfaat VMS untuk Kapal Nelayan

Sebarkan artikel ini
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pung Nugroho Saksono (Ipunk) menjelaskan kronologi penyelamatan

ESN, Jakarta – Satu kapal nelayan nyaris terseret arus hingga menghantam karang di Laut Banda. Namun berkat sistem pemantauan kapal atau Vessel Monitoring System (VMS), kapal tersebut berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan lain yang kebetulan berada di sekitarnya. Insiden ini menjadi bukti konkrit bahwa teknologi digital mampu menjadi penyelamat nyawa di lautan.

Peristiwa bermula pada Minggu (19/5) sore, sekitar pukul 17.25 WIB, saat KM Margi Luwih Jembar mengalami kerusakan mesin di perairan Laut Banda. Kapal ini kehilangan daya dorong dan mulai terombang-ambing tanpa arah. Para awak kapal sempat menghubungi Paguyuban Nelayan Mitra Nelayan Sejahtera di Juwana, yang kemudian meneruskan informasi ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Menanggapi laporan tersebut, Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Pung Nugroho Saksono yang akrab disapa Ipunk segera memerintahkan tim Pusat Pengendalian (Pusdal) untuk melokalisasi posisi kapal melalui VMS.

Dari data sistem, terpantau ada lima kapal perikanan yang berada dalam radius bantuan: KM Bunga Hati 2, KM Bintang Anugerah 2, KPL Mina Sumitra 2, KM Azzahra, dan KM Samawa 01. Semua pemilik kapal dihubungi, dan dalam waktu singkat mereka menyatakan kesediaannya membantu.

“Kami update posisi kapal setiap jam, sejak pukul 17.30 hingga 23.16 WIB. Akhirnya KM Bintang Anugerah 2 berhasil menjangkau lokasi dan memberikan jangkar parasit untuk menahan KM Margi Luwih Jembar agar tidak terus terbawa arus,” ujar Ipunk di Jakarta, Rabu (21/5).

Sementara itu, kapal pengawas KP Barakuda 02 yang sedang berada di perairan Sulawesi turut disiagakan, meskipun jaraknya yang mencapai 322 mil membuatnya butuh 24 jam untuk mencapai lokasi. Oleh karena itu, skenario tercepat tetap mengandalkan kapal perikanan terdekat.

Direktur Pengendalian Operasi Armada KKP, Saiful Umam, menambahkan bahwa proses penyelamatan berlangsung intens. “Sekitar pukul 00.30 WIB (20/5), kedua kapal akhirnya bertemu di laut. Posisi sudah sangat dekat dengan gugusan karang tenggara Wakatobi. Ini momen kritis,” jelasnya.

Dari Juwana, rasa syukur disampaikan oleh perwakilan koperasi nelayan. “Alhamdulillah, kapal kami bisa diselamatkan. Kami berterima kasih kepada KKP dan para nelayan yang membantu. Tanpa sistem VMS, mungkin nasibnya akan lain,” ujar Siswo Purnomo, pengurus koperasi.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan pentingnya VMS sebagai alat pemantauan sekaligus pertolongan darurat. “Sistem ini tidak hanya memudahkan pemerintah memantau aktivitas kapal, tapi juga melindungi nelayan ketika ada insiden,” kata dia dalam kesempatan terpisah.

Example 120x600