ESN, Bitung – Suasana Dermaga ASDP Pateten, Jumat pagi 12 September 2025, tampak berbeda. Puluhan warga menunggu dengan antusias, sebagian membawa sepeda motor, sebagian lain hanya berbekal ransel. Mereka ingin menjadi penumpang perdana KMP Tude, kapal motor penyeberangan baru yang akhirnya beroperasi di jalur Pateten–Papusungan, Pulau Lembeh.
Sebelum diberangkatkan, KMP Tude lebih dulu menjalani uji kelaikan berlayar. Hasilnya, kapal dinyatakan siap melayani penyeberangan rutin. Pada hari pertama, kapal ini langsung melaksanakan enam kali perjalanan bolak-balik.
“Pelayanan penyeberangan baik masyarakat Pulau Lembeh maupun wisatawan tidak akan mengalami kendala. Dengan adanya KMP Tude, pembangunan infrastruktur di Lembeh juga bisa segera berjalan,” kata Julius Ondang, Direktur Operasional Perumda Bangun Bitung.
Harapan Baru bagi Lembeh
Selama ini, akses menuju Pulau Lembeh sebagian besar hanya mengandalkan kapal kayu dan perahu kecil. Moda transportasi itu sering dikeluhkan warga, terutama saat cuaca buruk. Wisatawan yang hendak menikmati panorama bawah laut Lembeh pun kerap ragu menyeberang karena faktor keselamatan.
Kehadiran KMP Tude dianggap menjawab kebutuhan itu. Kapal ini mampu mengangkut penumpang sekaligus kendaraan bermotor, sehingga memudahkan mobilitas warga dan wisatawan.
“Dulu kalau bawa motor agak repot, sekarang lebih mudah,” ujar Yanto, warga Papusungan yang ikut dalam pelayaran perdana.
Dukungan Pemerintah Kota
Pengoperasian KMP Tude disebut sejalan dengan visi Wali Kota Bitung Hengky Honandar dan Wakil Wali Kota Randito Maringka, yakni Harmonisasi Menuju Bitung Maju. Pemerintah Kota menilai, konektivitas yang lebih baik antara daratan utama dan Lembeh akan membuka peluang ekonomi baru, mulai dari perdagangan lokal hingga sektor pariwisata.
Pulau Lembeh sendiri sudah lama dikenal sebagai destinasi wisata selam kelas dunia. Namun, akses menuju pulau kerap menjadi persoalan utama. Dengan beroperasinya KMP Tude, pemerintah berharap kunjungan wisatawan meningkat, yang pada akhirnya memberi dampak pada pendapatan masyarakat setempat.
Enam Trip Perdana
Pada hari pertama, enam trip yang dijalani KMP Tude berlangsung lancar. Penumpang yang ikut sebagian adalah warga yang hendak bekerja di Bitung, sebagian lain wisatawan lokal yang ingin sekadar menyeberang menikmati suasana.
“Ini baru awal. Ke depan, jadwal dan kapasitas akan terus dievaluasi agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Julius.
Bagi warga Lembeh, suara mesin KMP Tude yang meraung di dermaga hari itu bukan sekadar tanda dimulainya pelayaran, melainkan juga simbol harapan baru: akses yang lebih layak, perjalanan yang lebih aman, dan peluang ekonomi yang lebih besar.













