ESN, Bitung – Seremoni serah terima jabatan di Sport Hall Aspol Pinokalan, Ranowulu, Selasa pagi, berlangsung dalam suasana khidmat bercampur haru.
Di hadapan jajaran perwira Polres Bitung dan anggota Bhayangkari, Iptu Gede Indra Asti Angga Pratama resmi melepas jabatan sebagai Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bitung. Ia ditugaskan ke tempat baru di Polres Minahasa Selatan.
Perpindahan tugas ini bukan hanya penyesuaian struktural. Bagi kalangan pers lokal, ini adalah perpisahan dengan salah satu figur polisi yang selama ini dikenal terbuka terhadap kerja jurnalistik.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Bitung, Muaz Taizar Basalamah, menilai kehadiran Gede Indra lebih dari sekadar pejabat kepolisian. Ia adalah mitra yang memahami pentingnya transparansi dan kebebasan pers.
“Dalam dinamika kerja media yang tak jarang berhadapan dengan tekanan, Iptu Gede Indra selalu hadir sebagai sosok yang kooperatif, terbuka terhadap kritik, dan cepat merespons isu. Ia menjembatani komunikasi antara polisi dan wartawan,” ujar Muaz, Selasa siang.
Dalam catatan PWI Bitung, kepemimpinan Gede di Satuan Reskrim tidak hanya ditandai oleh keberhasilan menangani sejumlah kasus penting, tetapi juga pendekatannya yang humanis dalam menjalin hubungan dengan masyarakat dan awak media.
“Ia menunjukkan bahwa penegakan hukum bisa dilakukan tanpa menutup ruang dialog. Itu warisan penting bagi kami,” kata Muaz.
Dalam sambutan perpisahannya, Gede Indra menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang selama ini mendukung pelaksanaan tugasnya di Polres Bitung. Ia juga memohon maaf jika selama bertugas terdapat kekhilafan, dan meminta restu untuk melanjutkan pengabdian di tempat baru.
“Saya mengucapkan terima kasih atas silaturahmi, kerja sama, dan dukungan dari semua pihak. Mohon doa untuk kelancaran tugas saya di Polres Minahasa Selatan,” ujarnya.
PWI Bitung berharap, hubungan baik yang telah terjalin selama ini dapat terus berlanjut. Mereka juga optimistis Gede Indra akan membawa nilai-nilai yang sama dalam penugasan barunya.
“Integritas dan etos kerja beliau akan tetap menjadi aset, di mana pun ia bertugas,” tutup Muaz.
