ESN, Tomohon – Dengan membawa sejumlah spanduk bertuliskan sejumlah poin tuntutan, ratusan Pelayan Khusus (Pelsus), Pendeta dan Jemaat GMIM, melakukan unjuk rasa damai di Kantor Sinode GMIM, Rabu (11/6/2025).
Mendapat pengawalan ketat aparat Polres Kota Tomohon, ratusan massa mulai melakukan aksi jalan kaki dari titik kumpul di Auditorium Bukit Inspirasi (ABI) sekitar jam 10.00 Wita. Mereka kemudian tiba di Kantor Sinode sekitar pukul 10.30 Wita.
Pendeta Tedy Robert Kansil, kordinator unjuk rasa dalam orasinya mengatakan unjuk rasa yang dilakukan pihaknya yaitu untuk mendedak BPMS GMIM agar segera mengambil kebijakan penting yang dapat memulihkan citra GMIM, pasca persoalan hukum yang saat ini dialami oleh Ketua BPMS GMIM Hein Arina.
“Kami mendesak BPMS agar sesegera mungkin mengambil kebijakan dalam rangka memulihkan citra GMIM dimata jemaatnya,” ujarnya didampingi Pendeta Ricky Pitoy Tafuama dan Pendeta Refly Tiwa.
“Kami ingin agar gereja tetap menjadi rumah doa, bukan hanya struktur organisasi yang kehilangan esensi iman. Ini adalah panggilan moral untuk bergerak bersama demi kemuliaan Tuhan,” tambah Pendeta Tedy dalam pernyataan tertulisnya.
Adapun tuntutan lain yang disuarakan para pengunjuk rasa yaitu agar Hein Arina segera mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua BPMS, agar tidak terus mencoreng nama baik GMIM.
Selain itu, mereka juga meminta pemberhentian Hein Arina sebagai pegawai organik GMIM karena dinilai tidak menjaga citra GMIM.
Mereka juga mendesak agar Sidang Majelis Istimewa (SMSI) untuk pembahasan perubahan Tata Gereja GMIM 2021 dilaksanakan pada Juli 2025 sesuai keputusan Sidang Majelis Sinode Tahunan di Likupang tahun 2024.
(Mrcl/*)