ESN, Tomohon – Tomohon International Flowers Festival (TIFF), telah mengalami pasang surut perkembangan dari masa ke masa, sejak pertama kali digelar pada tahun 2008 silam.
Mulai dari berkurangnya jumlah peserta dari luar Sulawesi Utara (Sulut), hingga tidak ada sama sekali, dan hanya diikuti oleh peserta lokal yang berasal dari Kabupaten/Kota di Sulut, itupun tidak semua.
Beruntung, masih ada peserta yang diwakili oleh sejumlah “negara” beserta sejumlah Kementrian, yang masih segan berkontribusi di setiap pelaksanaan TIFF.
Tidak hanya itu, tujuan TIFF dalam meningkatkan pendapatan petani, khususnya petani bunga, serta meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan baik lokal dan mancanegara, termasuk hunian Hotel dan Resort di Kota Tomohon, masih jauh dari harapan.
Meski tidak bisa dipungkiri, masih ada segelintir turis mancanegara, yang kebetulan ada di Kota Tomohon, untuk ikut nimbrung menonton iven utama TIFF yaitu parade kendaraan hias (Tournamen Of Flower).
Pendek kata, harapan dan cita-cita penggagas TIFF untuk membuat TIFF berkelas seperti Tournamen Of Roses di Pasadena, Amerika Serikat, semakin jauh panggang dari api.
Sebab, jangankan setara dengan Tournamen Of Roses tersebut, untuk bersaing dengan even-even lokal lainnya di Nusantara, TIFF masih kurang mampu.
Buktinya, berdasarkan daftar TOP 10 Even Karisma Nusantara 2024 yang dikeluarkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), TIFF tidak ada di dalam daftar TOP 10 tersebut dan hanya mampu tergabung di 110 even lainnya.
Kita semua tentu berharap, di kali ke-14 TIFF dilaksanakan tahun ini, ada formula baru yang di buat oleh mereka yang dipercaya untuk menggelar TIFF kali ini, sehingga TIFF, tidak hanya sekedar jadi tontonan yang itu-itu saja.
(Redaksi/01*)